30 November 2011

When the Dropped...

Diposting oleh tiu_aja di 08.59 0 komentar
Translating the hearts,
Whether that would take it home?
Described the soul,
Is it true that the dream will hold so close?
The show respect of
heart
If it all comes down to GOD, time to leave this life on the meaning of Divine Love...



-A little poetry-

23 November 2011

Petualangan Latief Bersaudara

Diposting oleh tiu_aja di 14.19 0 komentar
Bersama Adikku Berangkat ke Kediri, 12 November 2011



21 November 2011

Introduction dari buku Sun Tzu The Art of War

Diposting oleh tiu_aja di 11.22 0 komentar
Translate by: Mr. M. Azwar Anas *)


Sun Tzu adalah penduduk asili dari negara Ch'i. Karyanya "Art of War" telah menarik perhatian Ho Lu, Raja dari negara Wu. Ho Lu kemudian berkata kepadanya, "Aku telah membaca ke-13 bab yang telah kau tulis. Bolehkan teorimu dalam mengatur pasukan diujicobakan?"
Sun Tzu menjawab, "Tentu saja."
Ho Lu kemudian bertanya kembali, "Bisakah diujicobakan pada kalangan wanita?"
Jawabannya tetap saja bisa, sehingga kemudian 180 orang wanita dari istana di bawa keluar. Sun Tzu membagi mereka menjadi dua kelompok, dan kemudian tiap kelompok dikepalai oleh selir kesukaan Raja. Kemudian tombak dipersiapkan di masing-masing pasukan dan kemudian memberikan penjelasan kepada mereka, "Aku anggap kalian tahu perbedaan antara depan dan belakang, tangan kanan dan tangan kiri?"
Para wanita tersebut menjawab, "Ya, kami tahu."
Sun Tzu kemudian melanjutkan, 'Ketika aku katakan 'Mata di depan', kamu harus melihat ke depan. Ketika aku bilang 'Tengok Kiri', kalian harus menghadapkan tubuh ke arah tangan kiri. Dan ketika aku bilang 'Tengok Kanan', kalian harus menghadapkan tubuh ke arah tangan kanan kalian. Dan bila aku bilang 'Berbalik', kalian harus menghadapkan tubuh ke arah belakang.
Para wanita itu mengiyakan. Kata-kata perintah telah dijelaskan. Dia kemudian mengatur kapak perang untuk memulai latihan. Kemudian, bersamaan dengan suara gendang yang ditabuh, dia memberikan perintah 'Tengok Kanan'. Tetapi para wanita ini hanya tertawa terbahak-bahak. Sun Tzu berkata: Bila kata-kata perintah tidak jelas dan jernih, bila perintah tidak dipahami sepenuhnya, jendral lah yang harus disalahkan".
Maka ia melatih mereka lagi, dan kali ini  ia memerintahkan 'Tengok Kiri' kepada para wanita tersebut, namun mereka kembali tertawa terbahak-bahak. Sun Tzu berkata, "Bila kata-kata perintah tidak jelas dan jernih, bila perintah tidak dipahami, jendral lah yang harus disalahkan. Tapi bila perintahnya sudah jelas, dan para prajuit tetap tidak patuh, maka kesalahan ada pada kepala pasukan."
Kemudian, ternyata dia memerintahkan kepala pasukan dari kedua kelompok untuk dipenggal kepalanya. Raja Wu yang melihat kejadian ini dari atas paviliun, ia kaget karena melihat dua selirnya akan dipenggal, kemudian ia bersegera memberi pesan dan perintah. "Kami cukup puas dengan kemampuan jendral kami menangani tentara. Bila kami kehilangan dua selir ini  maka makanan dan minuman kami akan terasa hambar. Kami harapkan mereka untuk tidak dipenggal.
Sun Tzu membalas, "ketika menerima perintah Yang Mulia untuk menjadi jendral pasukan ini, ada beberapa perintah Yang Mulia, sesua dengan kapasitas yang diberikan, tidak bisa saya terima."
Selanjutnya, dua kepala pasukan kemudian dipenggal, dan segera dicarikan pengganti sebagai pimpinan pasukan. Ketika ini sudah terlaksana, genderang sekali lagi ditabuh untuk latihan sekali lagi. Setelah itu para wanita bervolusi, menghadap kiri, kanan, bergerak ke depan atau memutar ke belakang, berlutut, atau berdiri, semua dilakukan dengan akurasi dan ketepatan yang sempurna, tanpa ada keluhan atau suara apapun. Kemudian Sun Tzu mengirim seorang untuk menyampaikan pesan kepada Raja. "Prajurit Yang Mulia, sekaran ini telah dilatih dan disiplinkan, dan siap untuk diinspeksi. Mereka siap diperintahkan untuk apapun. Perintahkan mereka melalui api dan air, dan mereka akan patuh.
Tetapi Sang Raja membalas, "Biarlah jendral kami menghentikan latihannya dan kembali ke kemahnya. Sementara bagi kami, kami tidak berhasrat untuk turun dan menginspeksi pasukan. "
Sun Tzu kemudian berkata, "Yang Mulia hanya senang dengan ucapan-ucapan, dan tidak bisa menerjemahkannya dalam tindakan nyata."
Setelah itu, Ho Lu menyatakan bahwa Sun Tzu adalah seseorang yang tahu bagaimana menangani sebuah pasukan, dan kemudian menunjuknya sebagai jendral. Di daerah barat, dia mengalahkan Negara Ch'u dan terus bergerak ke Ying, Ibukotanya. Di daerah utara dia memberikan sensasi takut pada negara Ch'i dan Chin, dan menyebarkan kedigdayaannya kepada para pangeran. Dan Sun Tzu berbagi kejayaan Rajanya.



Heeeemmm.. dari cerita diatas sedikit banyak telah membuat tim PDG PKPU Surabaya melihat kembali kinerjanya masing-masing selama ini. Banyak persepsi yang berkembang setelah my boss, Mr. MAA mengirimkan tulisan tersebut kepada kami.  Persepsi teman2 mulai dari pemenggalan salah satu individu di PDG, pendapat tentang sang raja PKPU, sampai tentang mencari permisuri baru, hahahaha... Seru... Yah, tim kami memang butuh banyak masukan dan pelajaran agar menjadi lebih berarti dan menjadi The bast team of the year... heeeem... Terima kasih kami ucapakan untuk manajer dan guru terbaik kami, Mr M. Azwar "When" Anas *), yang telah mentranslatekan bukunya Pak Sun Tzu, hingga kami tak perlu bertanya pada mbak Google terkait arti perkata dari buku berbahasa inggris itu. Dan ini sangat menginspirasi kami... Semoga temen2 yang sempat berkunjung ke blog ini juga mendapat inspirasi, biar ga Mr. When aja yg dapat pahala... hehehehe...

Selamat Berkarya teman2!!!

NB: jadi ingat pesan Alm My Papa "Do the Best Girl!!!"
 

THe WaY oF LiFe Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea